English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selamat Datang di Website Darwis Roland Semoga Dapat Membantu Anda | Jangan Lupa Like dan Tinggalkan Kritik dan Saran Anda Pada Kotak Pesan Disamping Kanan |

Tuesday, 16 July 2013

Makalah Majas


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Majas merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan pembaca.Kata retorik berasal dari bahasa yunani rhetor yang berarti orator atau ahli pidato. Pada masa yunani kuno, retorik memang merupakan bagian penting dari suatu pendidikan dan oleh karna itu aneka ragam majas sangat penting serta harus dikuasai benar-benar oleh orang-orang yunani dan romawi yang telah memberi nama bagi aneka seni persuasi ini.
            Majas, kiasan atau “figure of speech” adalah bahasa kias, bahasa indah yang dipergunakan untuk meninggikan serta meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata, penggunaan majas tertentu dapat merubah serta menimbulkan nilai rasa atau konotasi tertentu.
            Dalam mengungkapkan kata yang berhubungan dengan majas, tidak sembarang kita mengucap, namun setiap apa yang ingin kita ucapkan, memiliki maksud tersendiri, karna didalam majas itu sendiri terdapat banyak macam-macamnya. Hal inilah yang mendasari kami untuk menyusun sebuah makalah yang berjudul “majas”.
B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah kami uraikan sebelumnya, maka dalam penulisan makalah ini dapat kami rumuskan sebagai berikut:
1.      Apa itu majas
2.      Apa saja macam-macam majas
3.      Apa kegunaan majas itu sendiri



C.     TUJUAN PENULISAN
Makalah ini selain digunakan untuk menyelesaikaan tugas Bahasa Indonesia, juga memiliki tujuan yang ditujukan kepada pembaca :
1.      Menjelaskan apa itu majas
2.      Menjelaskan macam-macam majas beserta contohnya

D.    SISTEMATIKA PENYUSUNAN MAKALAH
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyusun menjadi beberapa bagian. Yaitu

1.      Halaman judul
2.      Kata pengantar
3.      Daftar isi
4.      Bab I Pendahuluan
5.      Bab II Pemahasan
6.      Bab III Penutup












BAB II
PEMBAHASAN
Majas dibagi menjadi beberapa macam, diantaranya adalah
A.    Majas Perbandingan
Majas perbandingan dapat dibagi lagi atas perumpamaan, metafora, personifikasi, Antithesis, aligori, Asosiasi (simile)

1.      Perumpamaan
Yang dimaksud dengan perumpamaan disini adalah padan kata simile dalam bahasa inggris.
Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan sengaja kita anggap sama. Perbandingan itu secara eksplisit dijelaskan kata pemakaian seperti, ibarat, perumpamaan, bak, laksana.
Contoh :
            Seperti air di daun keladi
            Ibarat menelan duri
            Bak mencari kutu dalam ijuk
            Umpama memadu minyak dengan air
            Laksana bulan purnama
            Sebagai bintang di langit

2.      Metafora
Metafora adalah majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat, padat dan tersusun rapi.
Contoh :
Dia dianggap anak emas majikannya.
Mereka ditimpa celaka
Nani jinak-jinak merpati
Mina buah hati Edi

Ada tiga pendapat tentang pengertian metafora
·         Metafora adalah Pemakaian kata-kata bukan arti yang sebenarnya, melainkansebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan. (moeliono ; 1976 : 648 )
·         Kiasan atau metafora adalah perbandingan yang implisit – jadi tanpa kata seperti atau sebagai – diantara dua hal yang berbeda. (meliono ; 1984 : 3)
·         Metafora adalah sejenis majas perbandingan yang paling singkat, padat, tersusun rapi. Didalamnya terdapat dua ide : yang satu adalah suatu kenyataan, sesuatu yang dipikirkan, yang menjadi obyek ; dan yang satu lagi merupakan pembanding terhadap kenyataan tadi ; dan kita menggantikan yang belakangan ini menjadi yang terdahulu tadi (tarigan ; 1984 : 141)


3.      Personifikasi
Personifikasi adalah jenis majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak. Atau dapat diartikan majas yang membandingkan benda-benda tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia
Misalnya :       
Angin yang meraung
Penelitian menuntut kecermatan
Cinta itu buta

4.      Alegori
Alegori adalah cerita yang diceritakan dalam lambang-lambang. Merupakan metafora yang diperluas dan berkesinambungan,  tempat atau wadah obyek-obyek atau gagasan-gagasan diperlambangkan. Atau cerita kiasan atau lukisan yang mengiaskan hal lain atau kejadian lain.
Contoh :
Puisi “Diponegoro” karya Sanusi Pane.


5.      Antithesis
Antithesis adalah sejenis majas yang mengadakan komperasi atau perbandingan antara dua antonym (yaitu kata-kata) yang mengandung ciri-ciri semantic yang bertentangan). (Ducrot &Todorov ; 1979 : 277)
Contoh :
Pada saat kami berdukacita atas kematian ayahku, mereka menyambutnya dengan kegembiraan tiada tara.
Dia bergembira ria atas kegagalan dalam ujian itu.

6.      Asosiasi (simile)
Asosiasi (simile) adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti.
Contoh :
Semangatnya keras bagaikan baja.
Wajahnya bagai bulan purnama

B.     Majas Pertentangan
Majas pertentangan dapat dibagi lagi atasLitotes, hiperbola, Ironi, Sinisme, sarkasme, oksimoron, Paronomasia, Parilipsis, dan Zeugma
1.      Hiperbola
adalah majas yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan dengan maksud untuk memperhebat, meningkatkan kesan dan daya pengaruh.
Contoh :
Saya terkejut setengah mati mendengar perkataannya.
Tubuhnya kurus kering setelah ditinggalkan oleh ayahnya.

2.      Litotes
Litotes adalah majas yang di dalam pengungkapannya menyatakan sesuatu yang positif dengan bentuk yang negatif atau bentuk yang bertentangan. Tujuannya antara lain untuk merendahkan diri.
Contoh :
Kami berharap Anda menerima pemberian yang tidak berharga ini.Gajiku tak seberapa, hanya cukup untuk makan anak dan istri.
Icuk Sugiarto bukan pemain jalanan.

3.      Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud untuk menyindir atau memperolok-olok.
Contoh :
Bagus sekali rapormu, Andi, banyak angka merahnya.
Rajin sekali kamu,lima hari kamu tidak masuk sekolah.

4.      Sinisme
Sinisme adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung dan agak kasar.
Contoh :
Perkataanmu tadi sangan menyebalkan. Kata-kat itu tidak pantas disampaikan orang terpelajar seperti kamu!
Bisa-bisa aku jadi gila melihat kelakuanmu itu!

5.      Darkasme
Sarkasme adalah sindiran kasar berupa ungkapan kasar yang dapat menyakitkan hati orang.
Contoh :
Tidurnya saja sehari-hari seperti babi.
Kamu ini benar-benar goblok, bebal, otaku udang


6.      Oksimoron
oksimoronadalah majas yang mengandung penegakan atau pendirian suatu hubungan sintaksis ( baik koordinasi maupun diterminasi) (ducrot and Tadorov ; 1981 : 278)
contoh :
olah raga mendaki gunung memang menarik perhatian, walaupun sangat berbahaya

7.      Paronomasia
Paronomasia adalah majas yang berisi penjajaran kata-katayang berbunyi sama tapi bermakna lain ; kata-kata yang sama bunyinya tetapi artinya berbeda. (ducrot and Tadorov ; 1981 : 278)
Contoh :
oh adindaku sayang, akan kutanam bunga tanjung dipantai tanjung hatimu.
Kembang yang kutanam dulu, kini telah berkembang.

8.      Parilipsis
Parilipsis adalah majas yang merupakan suatu formula yang dipergunakan sebagai sarana untuk menerangkan bahwa seseorang tidak mengatakan apa yang tersirat dalam kata itu sendiri(ducrot and Tadorov ; 1981 : 278)
Contoh :
Semoga Tuhan mendengarkan doa kita ini, (maaf) bukan maksud saya menolaknya.
Pilihlah buah yang  masak(ee..) yang saya maksud bukan buah yang  busuk.

9.      Zeugma
Zeugma adalah majas yang merupakan koordinasi atau gabungan gramatis dua kata yang mengandung ciri-ciri semantic yang bertentangan ; contoh abstrak dan kongkriti. (ducrot and Tadorov ; 1981 : 278)
Contoh :
anak itu memang rajin dan malas di sekolah.
Paman saya nyata sekali bersifat social dan egois dalam kehidupan sehari-hari.




C.    Majas Pertautan
Majas pertautan dapat dibagi lagi atas metonimia, sinekdoke, alusi, ellipsis, inversi,gradasi  dan eufemisme.
1.      Metonomia
Metonimia adalah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang, atau hal lainnya sebagai penggantinya. Kita dapat menyebut penciptanya atau pembuatnya jika yang kita maksudkan adalah ciptaan atau buatannya.Bisa pula kita menyebut bahan dari barang yang dimaksud.
Contoh :
 Ayah baru saja membeli zebra, padahal saya ingin Kijang.
      Para siswa disekolah kami senang sekali membaca S.T. Alisyahbana .

2.      Sinekdoke
·         Sinekdok Pars Pro Toto adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya.
Contoh :
Setiap kepala dikenakan biaya.
Dia membeli dua ekor ayam
·         Sinekdok Totem Pro Parte adalah menyebutkan keseluruhan untuk pengganti sebagian saja.
Contoh :
 Semoga Indonesia menjadi juara Thomas Cup
Desa itu diserang muntaber.

3.      Alusi
Alusio adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada sustutokoh atau peristiwa yang sudah diketahui bersama.
Contoh :
Banyak korban berjatuhan akibat kekejaman Nazi
Apakah setiap guru harus bernasib seperti Umar Bakri?

4.      Ellipsis
Elipsis adalah majas yang di dalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat.
Contoh :
 Dia dan ibunya ke Tasikmalaya (penghilangan predikat pergi)

5.      Inversi
Inversi adalah majas yang dinyatakan oleh pengubahan susunan kalimat.
Contoh :
 Paman saya wartawan = Wartawan, paman saya.
Dia datang = Datang dia

6.      Gradasi
Gradasi adalah majas yang mengandung suatu rangkaian atau urutan (paling sedikit tiga) kata atau istilah yang secara sintaksis bersamaan yang mempunyai satu atau beberapa ciri-ciri simatik secara umum dan yang diantaranya paling sedikit satu ciri diulang-ulang dengan perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif (ducrot and Tadorov ; 1981 : 277)
Contoh :
“Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan itu menimbulkan tahan uji, dan tahan uji menimbulkan harapan.Dan pengharapan tidak mengecewakan….” (roma 5 : 3-5)

7.      Eufemisme
Eufemisme ialah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang kasar, yang dianggap merugikan, atau yang tidak menyenangkan.
Contoh :
      Tahi                             eufemismenya                                     tinja
      Pengangguran             eufemismenya                                     tunakarsa
      Kakus                          eufemismenya                                     toilet/jamban

D.    Majas Penegasan/Perulangan
Majas perulangan dapat dibagi lagi atas beberapa macam diantaranya :

1.      Pleonasme
Pleonasmeadalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud untuk menegaskan arti suatu kata.
Contoh :
Mereka turun ke bawah untuk melihat keadaan barang-barangnya yang jatuh.
Dukun itu menengadah ke atas sambil menengadahkan tangannya.
Aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri.

2.      Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama makin menghebat.
Contoh :
Semua jenis kendaraan, mulai dari sepeda, motor, sampai mobil bejejer di halaman.
Baik itu RT, Kepala Desa, Camat, Bupati, Gubernur, maupun Presiden memiliki kedudukan sama di mata Tuhan.

3.      Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama makin menurun (melemah)
Contoh :
Bapak Kepala Sekolah, Para guru, dan murid-murid, sudah hadir di lapangan upacara.

4.      Retoris
Retoris adalah majas yang berupa kalimat Tanya yang jawabannya itu sudah diketahui oleh penanya.Tujuannya untuk memberikan penegasan pada masalah yang diuraikannya, untuk meyakinkan, ataupun sebagai sindiran.

Contoh :
Siapa yang tidah ingin hidup bahagia?
Apa ini hasil dari pekerjaanmu selama bertahun-tahun?

5.      Aliterasi
Aliterasi adalah majas yang memanfaatkan kata-kata yang bunyi awalnya sama.
Contoh :
Dara damba daku, datang dari danau.
Inilah indahnya impian, insan ingat ingkar.

6.      Antanaklasis
Antanaklasisadalah majas yang mengandung ulangan kata yang sama, dengan makna yang berbeda.
Contoh :
Karena buah penanya yang controversial, dia menjadi buah bibir masyarakat.
Kita harus saling menggantungkan diri satu sama lain. Jika tidak, kita telah menggantung diri.

7.      Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan dalam kalimat yang berbeda.
Contoh :
Terlalu banyak penderitaan menimpa dirinya.Terlalu banyak masalah yang dihadapinya.Terlalu banyak.

8.      Tautologi
Tautologi adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan dalam sebuah kalimat.
Contoh :
Selamatdatang pahlawanku, selamat datang pujaanku, selamat datang bunga bangsaku.

9.      Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan sebagaimana halnya repetisi, hanya disusun dalam baris yang berbeda.Biasanya terdapat dalam puisi.
Contoh :
Sunyiitu duka
Sunyi itu kudus
Sunyi itu lupa
Sunyi itu mampus

10.  Kiasmus
Kiasmusadalah majas yang berisi perulangan dan sekaligus menganduk inverse.
Contoh :
Yang kaya merasa dirinya miskin, sedangkan yang miskin merasa dirinya kaya.
Sudah biasa dalam kehidupan ini banyak orang Pintar yang mengaku bodoh, dan orang bodoh banyak yang merada dirinya pintar.














BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dalam BAB III ini kami akan menyimpulkan sedikit tentang materi yang telah kami tuliskan di dalam BAB II yang kami susun dalam bentuk bagan.
Majas
Majas perbandingan
Perumpamaan (smile),
 Kiasan (metafora)
Penginsanan (personifikasi),
 Sindiran (alegori)
Antitesis,
Asosiasi (simile)
majas pertentangan
 Litotes,Hiperbola
Ironi, Sinisme,
Sarkasme, Oksimoron
 Paronomasia,Parilipsis
Zeugma
Majas pertautan
metonimia, sinekdoke
alusi, ellipsis
inversi, gradasi,eufemisme.
Majas perulangan
Paralelisme, Kiasmus
Tautologi, Repetisi
Antanaklasis, Aliterasi
Retoris, Antiklimaks
Klimaks, Pleonasme




B.     PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengnai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini.Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karna terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul maakalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca agar memberikan keritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dalam penulisan makalah kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi kami pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.














DAFTAR PUSTAKA
Poerdamarwinta; W.J.S. 1976.Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta : PN. Balai Pustaka
Tarigan, Henry Guntur. 1995.Pengajaran Semantik.Bandung : Penerbit Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1993. Pengajaran Kosakata.Bandung : Penerbit Angkasa.




re

3 comments: