BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Majas merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata
dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan
pembaca.Kata retorik berasal dari bahasa
yunani rhetor yang berarti orator atau ahli pidato. Pada masa yunani kuno, retorik memang merupakan bagian
penting dari suatu pendidikan dan oleh karna itu aneka ragam majas sangat
penting serta harus dikuasai benar-benar oleh orang-orang yunani dan romawi
yang telah memberi nama bagi aneka seni persuasi ini.
Majas, kiasan atau “figure of speech” adalah bahasa kias,
bahasa indah yang dipergunakan untuk meninggikan serta meningkatkan efek dengan
jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan
benda atau hal lain yang lebih umum. Pendek kata, penggunaan majas tertentu
dapat merubah serta menimbulkan nilai rasa atau konotasi tertentu.
Dalam mengungkapkan kata yang
berhubungan dengan majas, tidak sembarang kita mengucap, namun setiap apa yang
ingin kita ucapkan, memiliki maksud tersendiri, karna didalam majas itu sendiri
terdapat banyak macam-macamnya. Hal inilah yang mendasari kami untuk menyusun
sebuah makalah yang berjudul “majas”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang yang telah kami uraikan sebelumnya, maka dalam penulisan makalah
ini dapat kami rumuskan sebagai berikut:
1. Apa itu majas
2. Apa saja macam-macam majas
3. Apa kegunaan majas itu sendiri
C. TUJUAN PENULISAN
Makalah
ini selain digunakan untuk menyelesaikaan tugas Bahasa Indonesia, juga memiliki
tujuan yang ditujukan kepada pembaca :
1. Menjelaskan apa itu majas
2. Menjelaskan macam-macam majas beserta
contohnya
D. SISTEMATIKA PENYUSUNAN MAKALAH
Dalam
penyusunan makalah ini, kami menyusun menjadi beberapa bagian. Yaitu
1. Halaman judul
2. Kata pengantar
3. Daftar isi
4. Bab I Pendahuluan
5. Bab II Pemahasan
6. Bab III Penutup
BAB
II
PEMBAHASAN
Majas dibagi
menjadi beberapa macam, diantaranya adalah
A.
Majas Perbandingan
Majas
perbandingan dapat dibagi lagi atas perumpamaan, metafora, personifikasi,
Antithesis, aligori, Asosiasi (simile)
1. Perumpamaan
Yang
dimaksud dengan perumpamaan disini
adalah padan kata simile dalam bahasa
inggris.
Perumpamaan
adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan sengaja kita
anggap sama. Perbandingan itu secara eksplisit dijelaskan kata pemakaian
seperti, ibarat, perumpamaan, bak, laksana.
Contoh :
Seperti air di daun keladi
Ibarat menelan duri
Bak mencari kutu dalam ijuk
Umpama memadu minyak dengan air
Laksana bulan purnama
Sebagai bintang di langit
2. Metafora
Metafora
adalah majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat, padat dan tersusun
rapi.
Contoh :
Dia
dianggap anak emas majikannya.
Mereka
ditimpa celaka
Nani jinak-jinak merpati
Mina buah hati Edi
Ada tiga
pendapat tentang pengertian metafora
·
Metafora
adalah Pemakaian kata-kata bukan arti yang sebenarnya, melainkansebagai lukisan
yang berdasarkan persamaan atau perbandingan. (moeliono ; 1976 : 648 )
·
Kiasan
atau metafora adalah perbandingan yang implisit – jadi tanpa kata seperti atau sebagai – diantara dua hal yang berbeda. (meliono ; 1984 : 3)
·
Metafora
adalah sejenis majas perbandingan yang paling singkat, padat, tersusun rapi.
Didalamnya terdapat dua ide : yang satu adalah suatu kenyataan, sesuatu yang
dipikirkan, yang menjadi obyek ; dan yang satu lagi merupakan pembanding
terhadap kenyataan tadi ; dan kita menggantikan yang belakangan ini menjadi
yang terdahulu tadi (tarigan ; 1984 : 141)
3. Personifikasi
Personifikasi
adalah jenis majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang yang tidak
bernyawa dan ide yang abstrak. Atau dapat diartikan majas yang membandingkan
benda-benda tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia
Misalnya
:
Angin yang meraung
Penelitian menuntut kecermatan
Cinta itu buta
4. Alegori
Alegori
adalah cerita yang diceritakan dalam lambang-lambang. Merupakan metafora yang
diperluas dan berkesinambungan, tempat
atau wadah obyek-obyek atau gagasan-gagasan diperlambangkan. Atau cerita kiasan
atau lukisan yang mengiaskan hal lain atau kejadian lain.
Contoh
:
Puisi “Diponegoro” karya Sanusi Pane.
5. Antithesis
Antithesis
adalah sejenis majas yang mengadakan komperasi atau perbandingan antara dua antonym (yaitu kata-kata) yang
mengandung ciri-ciri semantic yang bertentangan). (Ducrot &Todorov ; 1979 :
277)
Contoh
:
Pada saat kami berdukacita atas kematian ayahku, mereka menyambutnya dengan kegembiraan tiada tara.
Dia bergembira ria atas kegagalan dalam
ujian itu.
6.
Asosiasi (simile)
Asosiasi (simile) adalah
perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap
sama. Majas ini ditandai oleh penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama,
seperti.
Contoh :
Semangatnya
keras bagaikan baja.
Wajahnya
bagai bulan purnama
B.
Majas Pertentangan
Majas
pertentangan dapat dibagi lagi atasLitotes, hiperbola, Ironi,
Sinisme, sarkasme, oksimoron, Paronomasia, Parilipsis, dan
Zeugma
1. Hiperbola
adalah
majas yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan dengan maksud untuk
memperhebat, meningkatkan kesan dan daya pengaruh.
Contoh
:
Saya
terkejut setengah mati mendengar perkataannya.
Tubuhnya kurus kering setelah
ditinggalkan oleh ayahnya.
2.
Litotes
Litotes
adalah majas yang di dalam pengungkapannya menyatakan sesuatu yang positif
dengan bentuk yang negatif atau bentuk yang bertentangan. Tujuannya antara lain
untuk merendahkan diri.
Contoh
:
Kami
berharap Anda menerima pemberian yang tidak berharga ini.Gajiku tak
seberapa, hanya cukup untuk makan anak dan istri.
Icuk
Sugiarto bukan pemain jalanan.
3. Ironi
Ironi
adalah majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud untuk
menyindir atau memperolok-olok.
Contoh
:
Bagus sekali rapormu, Andi,
banyak angka merahnya.
Rajin sekali kamu,lima
hari kamu tidak masuk sekolah.
4.
Sinisme
Sinisme
adalah majas yang menyatakan sindiran secara langsung dan agak kasar.
Contoh
:
Perkataanmu
tadi sangan menyebalkan. Kata-kat itu tidak pantas disampaikan orang
terpelajar seperti kamu!
Bisa-bisa
aku jadi gila melihat kelakuanmu itu!
5. Darkasme
Sarkasme
adalah sindiran kasar berupa ungkapan kasar yang dapat menyakitkan hati orang.
Contoh
:
Tidurnya
saja sehari-hari seperti babi.
Kamu
ini benar-benar goblok, bebal, otaku udang
6. Oksimoron
oksimoronadalah majas yang
mengandung penegakan atau pendirian suatu hubungan sintaksis ( baik koordinasi maupun
diterminasi) (ducrot and Tadorov ; 1981 : 278)
contoh :
olah raga mendaki gunung
memang menarik perhatian, walaupun sangat berbahaya
7. Paronomasia
Paronomasia adalah majas
yang berisi penjajaran kata-katayang berbunyi sama tapi bermakna lain ;
kata-kata yang sama bunyinya tetapi artinya berbeda. (ducrot and Tadorov ; 1981
: 278)
Contoh :
oh adindaku sayang, akan
kutanam bunga tanjung dipantai tanjung hatimu.
Kembang yang kutanam dulu,
kini telah berkembang.
8.
Parilipsis
Parilipsis
adalah majas
yang merupakan suatu formula yang dipergunakan sebagai sarana untuk menerangkan
bahwa seseorang tidak mengatakan apa yang tersirat dalam kata itu sendiri(ducrot
and Tadorov ; 1981 : 278)
Contoh :
Semoga Tuhan mendengarkan doa kita ini,
(maaf) bukan maksud saya menolaknya.
Pilihlah buah yang masak(ee..) yang saya maksud bukan buah
yang busuk.
9. Zeugma
Zeugma adalah majas yang merupakan
koordinasi atau gabungan gramatis dua kata yang mengandung ciri-ciri semantic
yang bertentangan ; contoh abstrak dan
kongkriti. (ducrot and Tadorov ; 1981
: 278)
Contoh :
anak itu memang rajin dan malas di sekolah.
Paman saya nyata sekali
bersifat social dan egois dalam kehidupan sehari-hari.
C.
Majas Pertautan
Majas pertautan
dapat dibagi lagi atas metonimia,
sinekdoke, alusi, ellipsis, inversi,gradasi
dan eufemisme.
1. Metonomia
Metonimia adalah
majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang,
barang, atau hal lainnya sebagai penggantinya. Kita dapat menyebut penciptanya
atau pembuatnya jika yang kita maksudkan adalah ciptaan atau buatannya.Bisa
pula kita menyebut bahan dari barang yang dimaksud.
Contoh
:
Ayah baru saja membeli zebra, padahal
saya ingin Kijang.
Para siswa disekolah kami senang sekali
membaca S.T. Alisyahbana .
2.
Sinekdoke
·
Sinekdok Pars Pro Toto
adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama
keseluruhannya.
Contoh
:
Setiap
kepala dikenakan biaya.
Dia
membeli dua ekor ayam
·
Sinekdok Totem Pro Parte
adalah menyebutkan keseluruhan untuk pengganti sebagian saja.
Contoh
:
Semoga Indonesia menjadi juara Thomas
Cup
Desa
itu diserang muntaber.
3. Alusi
Alusio
adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada sustutokoh atau peristiwa
yang sudah diketahui bersama.
Contoh
:
Banyak
korban berjatuhan akibat kekejaman Nazi
Apakah
setiap guru harus bernasib seperti Umar Bakri?
4.
Ellipsis
Elipsis
adalah majas yang di dalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat.
Contoh
:
Dia dan ibunya ke Tasikmalaya (penghilangan
predikat pergi)
5.
Inversi
Inversi
adalah majas yang dinyatakan oleh pengubahan susunan kalimat.
Contoh
:
Paman saya wartawan = Wartawan, paman saya.
Dia
datang = Datang dia
6. Gradasi
Gradasi adalah
majas yang mengandung suatu rangkaian atau urutan (paling sedikit tiga) kata
atau istilah yang secara sintaksis bersamaan yang mempunyai satu atau beberapa
ciri-ciri simatik secara umum dan yang diantaranya paling sedikit satu ciri
diulang-ulang dengan perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif (ducrot
and Tadorov ; 1981 : 277)
Contoh
:
“Kita
malah bermegah juga dalam kesengsaraan
itu menimbulkan tahan uji, dan tahan uji menimbulkan harapan.Dan pengharapan tidak mengecewakan….” (roma 5 : 3-5)
7. Eufemisme
Eufemisme
ialah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang kasar, yang
dianggap merugikan, atau yang tidak menyenangkan.
Contoh
:
Tahi eufemismenya tinja
Pengangguran eufemismenya tunakarsa
Kakus eufemismenya toilet/jamban
D.
Majas Penegasan/Perulangan
Majas perulangan
dapat dibagi lagi atas beberapa macam diantaranya :
1. Pleonasme
Pleonasmeadalah
majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud untuk
menegaskan arti suatu kata.
Contoh
:
Mereka
turun ke bawah untuk melihat keadaan barang-barangnya yang jatuh.
Dukun
itu menengadah ke atas sambil menengadahkan tangannya.
Aku
menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri.
2.
Klimaks
Klimaks
adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama makin
menghebat.
Contoh
:
Semua
jenis kendaraan, mulai dari sepeda, motor, sampai mobil bejejer di
halaman.
Baik
itu RT, Kepala Desa, Camat, Bupati, Gubernur, maupun Presiden memiliki
kedudukan sama di mata Tuhan.
3.
Antiklimaks
Antiklimaks
adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama makin
menurun (melemah)
Contoh
:
4.
Retoris
Retoris
adalah majas yang berupa kalimat Tanya yang jawabannya itu sudah diketahui oleh
penanya.Tujuannya untuk memberikan penegasan pada masalah yang diuraikannya,
untuk meyakinkan, ataupun sebagai sindiran.
Contoh
:
Siapa
yang tidah ingin hidup bahagia?
Apa
ini hasil dari pekerjaanmu selama bertahun-tahun?
5.
Aliterasi
Aliterasi
adalah majas yang memanfaatkan kata-kata yang bunyi awalnya sama.
Contoh
:
Dara
damba daku, datang dari danau.
Inilah
indahnya impian, insan ingat ingkar.
6. Antanaklasis
Antanaklasisadalah
majas yang mengandung ulangan kata yang sama, dengan makna yang berbeda.
Contoh
:
Karena
buah penanya yang controversial, dia menjadi buah bibir
masyarakat.
Kita
harus saling menggantungkan diri satu sama lain. Jika tidak, kita
telah menggantung diri.
7.
Repetisi
Repetisi
adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan dalam kalimat yang
berbeda.
Contoh
:
Terlalu banyak
penderitaan menimpa dirinya.Terlalu banyak masalah yang dihadapinya.Terlalu
banyak.
8.
Tautologi
Tautologi
adalah majas perulangan kata-kata sebagai penegasan dalam sebuah kalimat.
Contoh
:
Selamatdatang
pahlawanku, selamat datang pujaanku, selamat datang bunga
bangsaku.
9.
Paralelisme
Paralelisme
adalah majas perulangan sebagaimana halnya repetisi, hanya disusun dalam baris
yang berbeda.Biasanya terdapat dalam puisi.
Contoh
:
Sunyiitu
duka
Sunyi itu
kudus
Sunyi itu
lupa
Sunyi itu
mampus
10. Kiasmus
Kiasmusadalah
majas yang berisi perulangan dan sekaligus menganduk inverse.
Contoh
:
Yang
kaya merasa dirinya miskin, sedangkan yang miskin
merasa dirinya kaya.
Sudah
biasa dalam kehidupan ini banyak orang Pintar
yang mengaku bodoh, dan orang bodoh banyak yang merada
dirinya pintar.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam
BAB III ini kami akan menyimpulkan sedikit tentang materi yang telah kami
tuliskan di dalam BAB II yang kami susun dalam bentuk bagan.
Majas
|
|
Majas perbandingan
|
Perumpamaan
(smile),
Kiasan (metafora)
Penginsanan
(personifikasi),
Sindiran (alegori)
Antitesis,
Asosiasi (simile)
|
majas pertentangan
|
Litotes,Hiperbola
Ironi, Sinisme,
Sarkasme, Oksimoron
Paronomasia,Parilipsis
Zeugma
|
||
Majas pertautan
|
metonimia, sinekdoke
alusi,
ellipsis
inversi,
gradasi,eufemisme.
|
||
Majas perulangan
|
Paralelisme, Kiasmus
Tautologi, Repetisi
Antanaklasis, Aliterasi
Retoris, Antiklimaks
Klimaks,
Pleonasme
|
B. PENUTUP
Demikian
yang dapat kami paparkan mengnai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini.Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karna
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul maakalah ini.
Penulis
banyak berharap para pembaca agar memberikan keritik dan saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini dalam penulisan makalah kesempatan
berikutnya.
Semoga
makalah ini berguna bagi kami pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Poerdamarwinta;
W.J.S. 1976.Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta
: PN. Balai Pustaka
Tarigan, Henry
Guntur. 1995.Pengajaran Semantik.Bandung
: Penerbit Angkasa.
Tarigan, Henry
Guntur. 1993. Pengajaran Kosakata.Bandung
: Penerbit Angkasa.
Makasih gan ijin sedot intinya ane ga copas ko
ReplyDeleteIzin copy - paste ya...
ReplyDeleteTerima kasih !
Sedot...... :v
ReplyDelete