English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selamat Datang di Website Darwis Roland Semoga Dapat Membantu Anda | Jangan Lupa Like dan Tinggalkan Kritik dan Saran Anda Pada Kotak Pesan Disamping Kanan |

Tuesday 16 July 2013

Makalah Paragraf


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah

Paragraph (alenia) merupakan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dari pada kalimat. Alenia merupakan kumpulan kalimat, tetapi kalimat yang bukan sekedar berkumpul, melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk suatu kalimat.
Didalam membuat paragraf, kita harus mengetahui kalimat-kalimat yang akan kita tulis. Dimana kita harus tahu kalimat yang akan kita rangkai menjadi sebuah paragraf harus memiliki hubungan yang erat.Apabila kalimat-kalimat dalam suatu pragraf tidak memiliki hubungan yang erat antara paragraph yang satu dengan yang lainnya. Maka paragraf tersbut tidak akan tersusun dengan bagus.Hal inilah yang mendasari kami untuk menyusun sebuah makalah yang berjudul “paragraf”.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah kami uraikan sebelumnya, maka dalam penulisan makalah ini dapat kami rumuskan sebagai berikut:
1.      Apa itu paragraf
2.      Apa saja macam-macam paragraf
3.      Apa kegunaan paragraph itu sendiri

C.     TUJUAN PENULISAN
Makalah ini selain digunakan untuk menyelesaikaan tugas Bahasa Indonesia, juga memiliki tujuan yang ditujukan kepada pembaca :
1.      Menjelaskan apa itu paragraf
2.      Menjelaskan macam-macam paragraf beserta contohnya




D.    SISTEMATIKA PENYUSUNAN MAKALAH
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyusun menjadi beberapa bagian.Yaitu :
1.      Halaman judul
2.      Kata pengantar
3.      Daftar isi
4.      Bab I Pendahuluan
5.      Bab II Pemahasan
6.      Bab III Penutup
























BAB II
PEMBAHASAN
                                               
A.    PENGERTIAN PARAGRAF
Paragraf (Alenia) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dari pada kalimat. Alenia merupakan kumpulan kalimat, tetapi kalimat yang bukan sekedar berkumpul, melinkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam satu rangkaian yang membentuk suatu kalimat.
Paragraf adalah suatu penuangan ide penulis melalui kalimat atau kumpulan kalimat yang satu dengan yang lain yang berkaitan dan hanya memiliki satu topik atau tema. Paragraf juga disebut karangan singkat.
Panjang pendeknya suatu paragraf akan ditentukan oleh banyak sedikitnya gagasan pokok yang diungkapkan.bila segi-seginya banyak, memang layak kalau alenianya sedikit lebih panjang, tetapi seandainya sedikit tentu cukup dengan beberapa kalimat saja. Seperti:
a.       Peranan bahasa dalam kehidupan
b.      Penyebab kebakaran hutan
c.       Manfaat koperasi
d.      Tragedi Semanggi
e.       Kehidupan di ruang angkasa
f.       Trisakti sebagai kampus reformasi
Topik paragraf adalah pikiran utama di dalam sebuah paragraf.Semua pembicaraan dalam paragraf itu terpusat pada pikiran utama ini.Pikiran utama itulah yang menjadi topik persoalan atau pokok pembicaraan. Oleh sebab itu, ia kadang-kadang disebut juga gagasan pokok di dalam sebuah paragraf. Dengan demikian, apa yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah paragraf, itulah topok paragraf.

B.     SYARAT-SYARAT DALAM MEMBUAT SUATU PARAGRAF
Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu kesatuan paragraf dan kepaduan paragraf.
a.       Kesatuan Paragraf
Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran.Oleh sebab itu, kaliamt-kalimat yang berbentuk paragraf perlu diatasi secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu.Kalau ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu, paragraf menjadi tidak berpautan, tidak utuh.Kalimat yang menyimpang itu harus dikeluarkan dari paragraf.Perhatikan paragraf di bawah ini.
“Jateng sukses, kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih regu Jateng setelah selesai pertandingan final Kejurnas Tinju Amatir, minggu malam, di Gedung Olah Raga Jateng.Pernyataan itu di anggap wajar karena yang di impi-impikan dapat terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak, dan medali perunggu.Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petinju terbaik yang jatuh ketangan Jateng.hasil yang diperoleh itu adalah prestasi paling tinggi yang pernah diraih oleh Jateng dalam arena seperti itu”.
Dalam kalimat kedua tidak menunjukkan keutuhan paragraf.Oleh sebab itu, kalimat tersebut harus dikeluarkan dari paragraf.
b.      Kepaduan Paragraf
Kepadua paragraf dapet terlihat melalui penyusunan secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait kalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu. Dalam paragraf itu tidah ada kalimat yang sumbang atau keluar dari permasalahan yang dibicarakan.
Pengait paragraf agar paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf, berupa:
1)      Ungkapan penghubung transisi
2)      Kata ganti
3)      Kata kunci (pengulangan kata yang dipentingkan). Ungkapan penting antara kalimat dapat berupa penghubung / transisi.
1)      Beberapa Kata Transisi
1.      Hubungan tambahan seperti :  lebih lagi, selanjutnya, tambah pula, di samping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, lagi pula.
2.      Hubungan pertentangan seperti :  akan tetapi, namun, bagaimanapun, walapun demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.
3.      Hubungan perbandingan seperti : sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan itu.
4.      Hubungan akibat seperti : oleh sebab itu, jadi, akibatnya, oleh karena itu, maka.
5.      Hubungan tujuan seperti : untuk itu, untuk maksut itu.
6.      Hubungan singkat seperti : singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan.
7.      Hubungan waktu seperti : sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian.
8.      Hubungan tempat seperti : berdekatan dengan itu.
Paragraf dibawah ini memperlihatkan pemakaian ungkapan pengait antara kalimat yang berupa ungkapan penghubung transisi.
“Belum ada isyarat jelas bahwa masyarakat sudah menarik tabungan deposito mereka.Sementara itu, bursa efek Indonesia mulai goncang dalam menampung serbuan para pemburu saham.Pemilik-pemilik uang berusaha meraih sebanyak-banyaknya saham yang dijual oleh bursa.Oleh karena itu, bursa efek berusaha menampung minat pemilik uang yang menggebu-gebu.Akibatnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam tempo cepat malampaui angka 100%.Bahkan, kemarin IHSG itu meloncat ke tingkat 101,828%”.
Dengan dipasangnya pengait antara kalimat sementara itu, oleh karena itu, akibatnya, dan bahkan dalam paragraf tersebut, kepaduan paragraf terasa sekali, serta urutan-urutan kalimat dalam paragraf itu logis dan kompak.
2)      Kata Ganti
Ungkapan pengait paragraf dapat juga berupa kata ganti, baik kata ganti orang maupun kata ganti yang lain.
1.      Kata Ganti Orang
Dalam usaha memadu kalimat-kalimat dalam satu paragraf, kita banyak menggunakan kata ganti orang. Pemakaian kata ganti ini berguna untuk menghindari penyebutan nama orang berkali-kali.
Kata ganti yang dimaksut adalah saya, aku, ku, kita (kata ganti orang pertama), engkau, kau, kamu, mu, kamu sekalian, (kata ganti orang kedua), dia, ia, beliau, dan nya (kata ganti orang ketiga). Hal ini dapat kita liahat pada contoh berikut ini.
“Rizal, Rustam, dan Cahyo adalah teman sekolah sejak SMA hingga perguruan tinggi. Kini mereka sudah menyandang gelar dokter dari sebuah universitas negeri di Jakarta.Mereka merencanakan mendirikan suatu poliklinik lengkap dengan Apoteknya. Mereka menghubungi saya dan mengajak bekerja sama, yaitu saya diminta menyediakan tempatnya karena kebetulan saya memiliki sebidang tanah yang letaknya strategis, saya menyetujui permintaan mereka”.
Kata mereka diganti sebagai kata Riza, Rustam dan Cahyo. Agar nama orang tidak disebutkan berkali-kali dalam satu paragraf. Penyebutan nama orang yang berkali-kali dalam satu paragraf akan menimbulkan kebosanan serta menghilangkan keutuhan paragraf.
Hal ini dapat dilihat dalam kalimat di bawah ini.
“Hajjah Utamiwati adalah ketua Majelis Taklim di desa ini.Rumah Hajjah Utamiwati terletah dekat masjid Nurul Ittihad”.
Pengulangan Hajjah Utamiwati akan menimbulkan kesan kekurangan paduan dua kalimat itu. Kesannya akan lain jika kalimat itu diubah sebagai berikut.
“Hajjah Utamiwati dalah ketua Majelis Taklim di desa ini.Rumahnya terletak dekat masjid Nurul Ittihad”.
Bentuk dalam kalimat di atas adalah bentuk singkat kata ganti orang ketiga, yaitu Hajjah Utamiwati.
Dengan demikian, kepaduan kalimat-kalimat itu dapat kita rasakan.Penggunaan kata ganti orang ketiga tunggal, beliau, dapat dilihat pada kalimat berikut ini.
“Ibu Sud adalah pencipta lagu empat zaman yang sangat produktif.Beliau telah menciptakan tidak kurang dari dua ratus buah lagu”.
Semua kata ganti orang hanya dapat menggantikan nama orang dan hal-hal yang dipersonifikasikan.
Kalimat berikut ini memperlihatkan hal yang dipersonifikasikan dari subjek kalimat.Oleh sebab itu, kalimat ini masih dibenarkan.
“Pada tahun yang lalu India dilanda kelaparan.Ia mengharapkan uluran tangan Negara lain”.
Sudah dikatakan bahwa nama ganti orang hanya dipakai untuk menggantikan nama orang dan hal-hal yang dipersonifikasikan. Dalam hal ini, bentuknya merupakan pengecualian. Bentuknya tidak hanya menggantikan nama orang dan hal yang dipersonifikasikan, tetapi juga menggantikan benda-benda yang tidak bernyawa. Hal ini dapat dilihat pada kalimat berikut :
“Sepatu saya sudah rusak.Saya harus segera menggantinya.Kain bahan celana ini pas-pasan.Si penjahit harus pandai memotongnya”.
Dalam masalah pemakaian kata ganti orang ketiga, kata ganti itu harus digunakan pada tempatnya yang tepat.
2.      Kata Ganti yang Lain
Kata ganti lain yang digunakan dalam menciptakan kepaduan paragraf ialah itu, ini, tadi, begitu, demikian, di situ, ke situ, di atas, di sana, di sini, dan sebagai. Perhatikan contoh berikut :
“Itu asrama mereka.Mereka tinggal di situ sejak kuliah tingkat satu sampai dengan meraih gelar sarjana.Orang tua mereka juga sering berkunjung ke situ”.
3)      Kata Kunci
Di samping itu, ungkapan pengait dapat pula berupa pengulangan kata-kata kunci, seperti kata sampah pada contoh paragraf yang pertama.Pengulangan kata-kata kunci ini perlu dilakukan dengan hati-hati (tidak terlalu sering).

C.     PEMBAGIAN PARAGRAF MENURUT JENISNYA

1.      PARAGRAF PEMBUKA
Paragraf pembukaan sebagai pengantar untuk sampai kepada masalah yang akan diuraikan. Sebab itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca kepada masalah yang diuraikan.
Paragraf pembuka yang pendek jauh lebih baik, karena paragraf yang panjang hanya akan menimbulkan kebosanan pembaca tetapi, tidak berarti bahwa makin pendek paragraf pembukanya makin baik, paragraph yang terlampau pendek mungkin tidak akan berperan apa-apa untuk menarik peminat pembaca.

2.      PARAGRAF  PENGHUBUNG
Yang dimaksud dengan paragraf penghubung adalah semua paragraf yang terdapat antara paragraf pembuka dan paragraf penutup. Masalah yang akan diuraikan terdaat pada alenia penghubung. Paragraf penghubung berisi persoalan yang dikemukakan.Oleh sebab itu, secara kuintatif alenia inilah yang paling panjang dan antara alenia dengan alenia harus saling berhubungan secara logis.

3.      PERAGRAF PENGEMBANG
Paragraf pengembang ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan paragraf yang terakhir sekali di dalam babatau anak bab itu. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaranya yang dirancang. Dengan kata lain, paragraf pengembang mengemukakan persoalan yang akan dikemukakan. Oleh sebab itu, satu paragraph dan paragraf yang lain harus memperlihatkan hubungan yang serasi dan logis. Paragraf itu dapat dikembangkan dengan cara ekspositoris, dengan cara deskriftif, dengan cara naratif, atau dengan cara argumentative yang akan dibicarakan pada halaman-halaman selanjutnya.

4.      PARAGRAF PENUTUP
Paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan. Dengan kata lain, paragraf ini mengandung kesimpulan pendapat dari apa yang telah diuraikan dalam paragraf-paragraf penghubung.

D.    STRUKTUR PARAGRAF
Rangka atau struktur sebuah paragraf terdiri atas sebuah kalimat topic dan beberapa kalimat penjelas.Kalimat topic adalah kalimat yang berisi topik yang diberikan pengarang.Pengarang meletakkan inti maksud pembicaranya pada kalimat topic.Karena topic paragraf adalah pemikiran utama dalam sebuah paragraf, kalimat topic merupakan kalimat utama paragraf itu.Karena setiap hanya mempunyai sebuah topic, paragraf itu tentu hanya mempunyai satu kalimat utamma.Kalimat utama bersifat umum.Ukuran keumuman sebuah kalimat terbatas pada paragraf itu saja. Adakalanya sebuah kalimat yang kita anggap umum  akan berubah manjadi kalimat yang khusus apabila paragraf itu diperluas..
Kalau kita lihat paragraf diatas, kalimat yang  paling umum. Kalimat-kalimat selanjutnnya adalah kalimat-kalimat penjelas yang fungsinya menjelaskan gagasan utama yang terletak pada kalimat pertama.
Kalau kalimat dalam paragraf itu ditambah dengan sebuah kalimat lagi, sifat keumuman kalimat tersebut berubah menjadi khusus. Kalimat yang ditambahkan itu berbunyi”
Kalau kita melihat perkembangan paragraf yang kita perbincangkan ini, dapat dikatakan bahwa sebelum kalimat itu ditambahkan pada paragraf itu, kalimat utama paragraf itu berada diawal paragraf, sedangkan setelah ditambahkan, kalimat utama (kalimat topic) terletak diakhir paragraf.


PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF
Paragraf adalah susunan dari beberapa kalimat yang terjalin utuh,mengandung sebuah makna, dan didalamnnya terdapat gagasan utama. Paragraf deduktif dan induktif adalah salah satu contoh paragraf yang dilihat dari letak gagasan utamnya.

1.      Paragraf deduktif
Paragraf deduktuf adalah paragraph yang kalimat utamnya terletak di awal paragraf dan dilengkapi dengan kalimat penjelas sebagai pelengkapnya.Paragraf ini diawali dengan pernyataan umum dan disusul dengan penjelasan umum.
Contoh : pada tahun 2008 kualitas masyarakat Indonesia semakin rendah. Hal ini dapat dilihat dari semaki meningkatnya angka pengangguran di Indonesia.Yang tahun sebelumnnya hanya 30%, persentase angka pengangguran di tahun ini bertambah menjadi 40%.Angka kriminalitas di Indonesia juga semakin membeludak.Dan yang paling parah banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengikuti program pemerintah 9 tahun.Dilihat dari dua realita ini kita sudah bisa mengukur SDM masyarakat Indonesia.

2.      Paragraph induktif
Paragraph induktif adalah paragraph yang kalimat utamnya terletak di akhir kalimat dan kalimat penjelasnya terletak diawal paragraf.Paragraf ini diawali dengan urutan peryataan khusus dan disusul dengan pernyataan umum.
Contoh : setiap hari Abo selalu pulang malam. Sekitar jam 20.00. sangat tak masuk akal jika seorang pelajar pulang malam. Diapun tak pernah belajar.Hidupnya selalu dipenuhi dengan gemerlapnya dunia. Tak ada kata susah didalam pikirannya. Maka dari itu sangat wajar sekali jika Abo tidak naik kelas.

E.     MENGEMBANGKAN SUATU PARAGRAF
Dalam mengembangkan suatu paragraph ada dua persoalan utama yaitu :
·         Kemampuan memperinci secara maksimal gagasan utama peragraf kedalam gagasan-gagasan bawahan.
·         Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan kedalam suatu urutan teratur
Metode-metode pengembangan paragraph sesuai dengan dasar pembentukan alenia.
1.      Klimaks dan anti klimaks
Perkembanga gagasan dalam sebuah paragraf dapat disusun dengan mempergunakan dasar klimaks, yaitu suatu gagasan utama diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya,berangsur-angsur dengan gagasan-gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya atau kepentingannya.

2.      Sudut pandang
Yang dimaksud dengan sudut pandang adalah tempet dari mana seorang pengarang melihat sesuatu.Sudut pandang juga mencakup pengertian bagaimana pandangan dan anggapan penulis terhadap subyek yang sedang digarapnya.

3.      Perbandingan dan pertentangan
Yang dimaksud dengan perbandingan dan pertentangan adalah suatu cara seorang pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaan antara dua orang objek, atau gagasan dengan bertolak segi-segi tertentu. Segi-segi perbandingan harus disusun sedemikian rupa sehingga kita dapat sampai kepada gagasan sentralnya.

4.      Analogi
Bila perbandingan dan pertentangan membuat perbedaan antara dua hal, maka analogi merupakan perbandingan yang sistematis dari dua hal yang berbeda, tetapi dengan memmperlihatkan kesamaan fungsi dari dua hal tersebut  sebagai ilustrasi.

5.      Proses
Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu peristiwa atau kejadian. Untuk mmennyusun suatu proses, pertama penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh. Kedua, ia harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya. Bila tahap-tahap kejadian ini berlangsung dalam waktu-waktu yang berlainan, maka penulis harus memisahkan dan mengurutkannya secara kronologis.
Ketiga, sesudah melakukan pembagian, harus dijelaskan tiap tahap-tahap secara detail dan tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh proses situ dengan jelas.

6.      Sebab-Akibat
Pengembangan alenia dapat pula dilakukan dengan mengunakan pola sebab-akibat sebagai dasar.Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai rincian pengembangannya.
Tetapi dapat juga sebaliknya, akibat dijadikan sebagai gagasan utama, sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sabagai perincian.

7.      Umum-khusus
Cara umum-khusus merupakan cara yang paling umum untuk mengembangkan gagasan-gagasan dalam sebuah alenia secara teratur. Pertama, gagasan utamanya ditempatkan diawal alenia, kedua dikemukakan perincian-perinciannya, kemudian pada akhir alenia generalisasinya.Jadi, yang satu bersifat deduktif, sedangkan yang lainnya bersifat induktif.

8.      Klasifikasi
Yang dimaksud dengan klasifikasi adalah sebuah proses untuk mengelompokkan gagasan-gagasan yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu. Oleh sebab itu, klasifikasi tertuju pada dua  arah yang berlawanan
a.       Mempersatukan satuan-satuan kedalam suatu kelompok
b.      Memisahkan kesatuan tadi dari kelompokm yang lain.

9.      Definisi
Yang dimaksud definisi adalah dalam pembentukan alenia adalah Usaha pengarang
Untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal.

10.  Argumentasi
Adalah suatu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang ditulis dengan tujuan untuk meyakinkan atau membujuk pembaca.Dalam peulisan argumentasi isi dapat berupa pembuktian, alasan, maupun ulasan obyektif dimana disertakan contoh analogi dan sebab akibat.

11.  Eksposisi
Adalah suatu jenis pengembangan paragraph dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat
Contoh-contoh tulisan eksposisi adalah berita dikoran dan petunjuk penggunaan

12.  Narasi
Adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan dimana rangkaian peristiwa  dari waktu kewaktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah dan akhir.

















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Paragraf (Alenia) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dari pada kalimat. Alenia merupakan kumpulan kalimat, tetapi kalimat yang bukan sekedar berkumpul, melinkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam satu rangkaian yang membentuk suatu kalimat.
Pada umumnnya paragraf itu ada dua macam, yaitu paragraf deduktif dan induktif.

B.     Saran
Dalam membuat suatu paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat. Kita harus mengetahui dahulu kalimat yang akan disusun  menjadi sebuah paragraf. Tersebut harus memilikihubungan yang erat dan memenuhi syarat-syarat yang telah kami uraikan di BAB sebelumnnya.

C.     Penutup
Demikian yang dapat kami paparkan mengnai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini.Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karna terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca agar memberikan keritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dalam penulisan makalah kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi kami pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.





Daftar Pustaka
Poerdamarwinta; W.J.S. 1976.Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta : PN. Balai Pustaka
Tarigan, Henry Guntur. 1995. Pengajaran Semantik.Bandung : Penerbit Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1993. Pengajaran Kosakata.Bandung : Penerbit Angkasa.

re

0 comments:

Post a Comment