Berdasarkan AAOIFI-GSIFI 3, bahwa audit syariah adalah
laporan internal syariahyang bersifat independen atau bagian dari audit
internal yang melakukan pengujian dan pengevaluasian melalui pendekatan aturan syariah,
fatwa-fatwa, instruksi dan lain sebagainya yang diterbitkan fatwa IFI dan
lembaga supervisi syariah.
Menurut Shafi : 2004, auditing dalam Islam adalah :
Proses menghitung, memeriksa dan memonitor (proses sistematis)
Tindakan seseorang(pekerjaan duniawi atau amal ibadah)
Lengkap dan sesuai syariah
Untuk mendapat reward dari Allah di akhirat
Menurut definisi tersebut maka pengertian audit dalam Islam adalah salah
satu unsur meluli pendekatan administratif. Maka administrasi menggunakan sudut
pandang keterwakilan. Oleh karena itu, ia (auditor) merupakan wakil dari para
pemegang saham yang menginginkan pekerjaan (investasi) mereka sesuai dengan
hukum-hukum syariat Islam.
Tujuan audit dalam Islam :
Untuk menilai tingkat penyelesaian (progress of completness) dari suatu
tindakan
Untuk memperbaiki (koreksi) kesalahan
Memberikan reward (ganjaran baik) atas keberhasilan pekerjaan
Memberikan punishment (ganjaran buruk) untuk kegagalan pekerjaan
Audit dalam Al-Qur’an
Ternyata didalam al-qur’an sendiri sudah teridentifikasi sebagai suatu
proses audit. Seperti dalam surat Al-Insyiqaq ayat 6-9, bahwasanya Allah akan
menghisab setiap manusia di hari akhir. Bagi yang menerima cataran amalnya
ditangan kanan, maka ia akan dihisab dengan mudah dan akan diberikan kebahagiaan.
Begitupun halnya tercatat dalam kitab suci pada surat Al-Infithar ayat
10-12. Sejatinya disisi manusia ada malaikat sebagai pencatat amal-amalnya di
dunia. Entah itu amal baik maupun buruk. Mereka (para malaikat) ini mengetahui
apa saja yang manusia lakukan. Catatan inilah yang akan menjadi penimbang
seseorang di yaumul mizan.
Selanjutnya dalam surat An-Naml ayat 20-21, dikisahkan bahwa Nabi Sulaiman
a.s melakukan pengecekan untuk mencari Hud-Hud, seekor burung
peliharaan. Ketidakhadiran Hud-Hud dapat dikenakan
sanksi oleh Nabi Sulaiman a.s berupa hukuman berat. Dalam ayat selanjutnya
terungkap bahwa absennya Hud-hud disebabkan perjalanannya ke negeri Saba. Sebuah negeri yang dipimpin seorang ratu musyrik penyembah matahari.
re
0 comments:
Post a Comment